MILEZONE.ID – Para arkeolog menemukan beberapa koin emas berusia 500 tahun selama penggalian di reruntuhan biara abad pertengahan di Jerman.
Penemuan itu dilakukan di bekas biara Himmelpforten dekat kota Wernigerode di negara bagian Saxony-Anhalt. Bangunan itu menampung biarawan sejak didirikan pada 1253 hingga abad ke-16.
Para arkeolog menilai koin-koin itu, beberapa diantaranya sudah sangat usang, mungkin disembunyikan dengan tergesa-gesa oleh para biarawan ketika biara itu diserbu oleh para petani pemberontak pada 1525.
“Koin emas itu sangat berharga, dan kekayaan kecil itu mungkin disembunyikan oleh seorang biarawan dalam situasi yang sangat berbahaya,” kata manajer proyek dan arkeolog Felix Biermann dari Kantor Negara Bagian Saxony-Anhalt untuk Pelestarian Monumen dan Arkeologi kepada surat kabar Jerman, Mitteldeutsche Zeitung, seperti dikutip dari Live Science, Rabu (19/7/2023).
“Semuanya tidak berakhir dengan baik karena koin tidak dapat diperoleh kembali,” lanjutnya.

Artefak tersebut dikenal sebagai gulden, jenis mata uang yang digunakan selama Kekaisaran Romawi Suci. Koin yang ditemukan di biara di Wernigerode, yang dulunya terletak di dalam wilayah HRE, berukuran lebih dari 1 inci.
Benda itu termasuk gulden yang dicetak di Frankfurt sebelum 1493 oleh Kaisar Romawi Suci Frederick III, serta satu gulden yang diproduksi di Schwabach, dekat Nuremberg, antara 1486-1495.
Dua gulden lainnya dicetak di Bonn, sebuah kota di Jerman barat, oleh Keuskupan Agung Cologne sekitar tahun 1480-1481.
Selain koin emas, para arkeolog juga menemukan banyak artefak yang berasal dari abad ke-13 hingga ke-16 selama pekerjaan terakhir mereka di situs biara.
Barang-barang ini termasuk penjepit buku kuningan dari perpustakaan biara, keramik, tulang hewan, taji kavaleri, dan segel kain berornamen yang terbuat dari timah.
Arkeolog mengatakan artefak ini menunjukkan perdagangan berskala besar yang memberikan pengetahuan mengenai komunitas monastik yang makmur.
Sementara saat ini yang tersisa dari biara itu hanyalah fondasi dari beberapa bangunan, termasuk kapel utama dan ruang makan tempat para biarawan makan.