Laman magma.esdm.go.id memberikan informasi bahwa solfatara adalah istilah Italia yang menggambarkan kawah vulkanik dangkal yang kaya belerang. Meskipun berada dalam fase istirahat, Gunung Merapi sering menghembuskan gas ini. Asap solfatara umumnya muncul dalam bentuk uap atau gas, hasil dari interaksi magma dengan air tanah di gunung.
Salah satu momen legendaris terkait asap solfatara adalah letusan gunung pada tahun 1198, di mana asap ini pertama kali terdeteksi 4000 tahun yang lalu. Menurut link.springer.com, asap solfatara biasanya ditemukan di dataran tinggi dengan tingkat konsentrasi belerang yang signifikan. Dalam konteks dampak pada kesehatan manusia, asap solfatara dianggap berbahaya jika terhirup dalam konsentrasi tinggi.
Dalam riset berjudul ‘Pemantauan Gas Beracun pada Kawah Gunung Berbasis Internet of Things (IOT)‘, diungkapkan bahwa aroma solfatara memiliki bau menyengat yang mirip dengan telur busuk. Warga yang tinggal dekat dengan lokasi pelepasan asap diharapkan melindungi indra penciuman mereka dengan menggunakan masker standar N95 atau respirator. Selain Gunung Merapi, Gunung Ijen di Bondowoso, Jawa Timur, juga terkenal sebagai daerah pegunungan di Indonesia yang kerap mengeluarkan asap solfatara.