MILEZONE.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi perhatian yang ditunjukkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) terhadap penanganan stunting di Tanah Air.
“Saya mengapresiasi, sekali lagi, Apindo dalam hal urusan stunting ini,” ujar Jokowi, dilansir dari laman setkab.go.id, Senin (31/7/2023).
Hal itu disampaikan Kepala Negara saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Masa Bakti 2023-2028, di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat (Jakpus), Senin (31/7/2023)
Tak hanya Apindo, Jokowi juga berharap asosiasi pengusaha lainnya, seperti Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), juga memberikan perhatian serupa agar target penurunan stunting hingga mencapai 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai.
“Target kita nanti di 2024 sudah menjadi 14 persen. Tapi itu saya lihat di lapangan bukan hal yang mudah. Tapi saya yakin, kesulitan dan ketidakmudahan itu akan bisa targetnya bisa kita raih apabila ada partisipasi dari para pengusaha,” lanjut Jokowi.
Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), 62 tahun silam itu mencontohkan, para pengusaha dapat menjalankan program ‘anak angkat’ untuk menurunkan dan mencegah stunting pada anak.
“Rata-rata anak-anak stunting ini berada pada keluarga-keluarga yang tidak mampu. Berikan telur, berikan ikan, berikan daging ayam, berikan daging, berikan sayur, dan bukan sebuah hal yang besar tapi rutinitas itu memang rutin harus dilakukan,” tambahnya.
Jokowi meyakini, jika hal tersebut dilakukan secara konsisten maka akan memberikan dampak besar terhadap upaya penurunan stunting di Indonesia yang juga akan berdampak pada bonus demografi di masa mendatang.
“Problem besar yang membebani bonus demografi kita nanti ke depannya bisa karena stunting ini,” imbuhnya.
Sementara itu, dilansir dari laman resmi Apindo, pengentasan stunting merupakan salah satu program unggulan yang diusung oleh DPN Apindo Masa Bakti 2023-2028 di bawah Ketua Umum Shinta W. Kamdani.
“Apindo akan mengalokasikan sumber daya dan dukungan dunia usaha untuk program penanggulangan stunting, demi mengantisipasi ancaman terhadap bonus demografi yang dapat menghambat pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” tukas Shinta.