Lifestyle

WHO: Konsumsi Tembakau Menurun di Seluruh Dunia

WHO: Konsumsi Tembakau Menurun di Seluruh Dunia

MILEZONE.ID – Jumlah orang yang menggunakan produk tembakau sebagai penyebab utama penyakit pernapasan dan kardiovaskular, turun dari 1,26 miliar pada 2020 menjadi 1,24 miliar pada 2022, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Atas inisiatif badan PBB tersebut, tanggal 9 Februari diperingati setiap tahun sebagai Hari Berhenti Merokok Sedunia untuk membantu mencegah bahaya merokok, mengurangi penggunaannya, dan meningkatkan kesadaran sosial.

Meskipun sekitar 1,26 miliar orang di seluruh dunia menggunakan produk tembakau pada 2020, namun pada tahun 2022 jumlah ini turun menjadi 1,24 miliar.

Melansir Anadolu Agency, Kamis (8/2/2024), laporan WHO memperkirakan penurunan lebih lanjut pada konsumen tembakau, memproyeksikan jumlah orang yang menggunakan produk tembakau di seluruh dunia akan turun menjadi 1,22 miliar pada 2025.

Di antara kawasan di dunia, WHO menemukan Asia Tenggara menjadi kawasan dengan konsumsi tembakau tertinggi pada 2022.

Sekitar 411 juta orang menggunakan produk tembakau di Asia Tenggara, diikuti Pasifik Barat dengan 370 juta, Eropa dengan 179 juta, Amerika dengan 133 juta, Mediterania Timur dengan 92 juta, dan Afrika dengan 60 juta.

Türkiye berada di kawasan Eropa. Tingkat perokok dewasa di negara ini berada di atas 30 persen, menurut WHO, menjadikannya kategori tertinggi di Eropa, bersama dengan 15 negara Eropa lainnya.

Sekitar 224 juta dari sekitar 1,24 miliar orang di seluruh dunia yang mengonsumsi produk tembakau pada 2022 adalah perempuan.

Produk tembakau yang sangat adiktif menyebabkan penyakit pernapasan dan juga penyakit kardiovaskular.

Menurut WHO, lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat konsumsi tembakau.

Masyarakat yang tidak menggunakan produk tembakau juga terkena dampak dari asap rokok yang ada disekitarnya.

Apalagi asap rokok yang dihirup saat hamil dapat mempengaruhi kesehatan anak seumur hidupnya setelah dilahirkan.

Ancaman Generasi Berikutnya: Rokok Elektronik

Meskipun jumlah orang yang mengonsumsi produk tembakau menurun, penggunaan rokok elektronik, yang terbagi menjadi nikotin dan non-nikotin, semakin meluas di seluruh dunia.

Dengan alat tersebut, konsumen menghirup asap yang terbentuk akibat pemanasan cairan.

Rokok elektronik, yang baru-baru ini menambahkan berbagai rasa, yang para ahli peringatkan dapat digunakan untuk memikat konsumen muda, juga menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia.

Produk-produk ini menarik minat anak muda melalui penambahan rasa saat dihirup. Perusahaan juga menggunakan ini sebagai strategi penjualan.

Penjual rokok elektrik yang semakin meningkatkan minat anak muda terhadap media sosial, memberikan produk tersebut tampilan seperti mainan.

Menurut data WHO, di 88 negara tidak ada batasan usia minimum yang diperbolehkan untuk menjual rokok elektronik.

Di 74 negara, tidak ada peraturan hukum untuk produk berbahaya ini.

Konsumsi rokok elektronik ini, yang menawarkan sekitar 16.000 rasa, meningkat pesat di kalangan anak-anak dan remaja.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *