MILEZONE.ID – Mayjen Nugraha Gumilar, Kapuspen TNI, memastikan bahwa kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini tidak berdampak pada Indonesia. Meskipun demikian, Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Indonesia-Papua Nugini tetap waspada dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Nugraha juga mengatakan bahwa TNI melakukan operasi intelijen untuk mengantisipasi dampak dari kerusuhan tersebut.
“Kondisi Papua sampai saat ini tidak terdampak dengan kondisi di PNG,” kata Mayjen Nugraha
Pemerintah Papua Nugini telah menetapkan keadaan darurat nasional selama 14 hari setelah demonstrasi dan penjarahan yang terjadi di Port Moresby. Hal ini dipicu oleh pemotongan gaji pegawai negeri setempat yang menyebabkan 16 orang tewas. Meskipun awalnya unjuk rasa dilakukan secara damai, namun kemudian berubah menjadi kerusuhan yang menyebar ke seluruh kota.
Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, telah mengumumkan keadaan darurat dan menyatakan bahwa lebih dari 1.000 tentara telah disiagakan untuk mengatasi situasi tersebut. Marape juga berjanji untuk memperbaiki pemotongan gaji tersebut, namun hal ini tidak cukup untuk menghentikan kerusuhan yang terjadi.
Marape juga telah menonaktifkan empat kepala departemen yang terlibat dalam masalah pemotongan gaji tersebut selama 14 hari. Hal ini dilakukan sebagai tindakan penyelesaian sementara dari masalah tersebut. Dengan demikian, diharapkan situasi di Papua Nugini dapat segera pulih dan tidak berdampak pada Indonesia.