MILEZONE.ID – Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) mengatakan suhu rata-rata global untuk Juli 2023 dipastikan menjadi rekor tertinggi dibandingkan bulan manapun.
“Bulan itu diperkirakan sekitar 1,5 derajat lebih panas dari rata-rata tahun 1850 hingga 1900-an. Jadi, rata-rata masa pra-industri,” ujar Wakil Direktur Layanan Perubahan Iklim Copernicus di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa, Samantha Burgess, dilansir dari VOA News, Rabu (9/8/2023).
Sejumlah pengukuran dimulai pada 1850, namun baru pada 1880 para ilmuwan mulai memperkirakan suhu rata-rata seluruh planet.
Burgess mengatakan para ilmuwan yang mengamati sejarah dan kondisi iklim purba serta catatan proksi dari endapan gua dan organisme kalsifikasi lainnya, seperti karang dan kerang, menemukan jika catatan pengamatan kembali ke puluhan ribu, bahkan ratusan ribu tahun.

“Jadi, catatan terpanjang yang kita miliki adalah catatan inti es yang berumur 800.000 tahun, yang memberi kita perubahan konsentrasi rasio karbon dioksida dan oksigen di atmosfer,” lanjutnya.
Burgess mencatat, laporan penilaian keenam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan jika kondisi bumi belum pernah sepanas ini, dengan menggabungkan catatan pengamatan dan catatan iklim purba selama 120.000 tahun terakhir.
WMO mengatakan, gelombang panas berlangsung selama Juli di sejumlah wilayah di belahan bumi utara, termasuk di selatan Eropa, dan suhu di sejumlah wilayah di
Amerika Selatan dan sekitar Antartika meningkat di atas rata-rata.
“Dari pengawasan iklim jangka panjang yang kami lakukan, kami mendapati bahwa bumi telah menghangat sejak zaman pra-industri. And kita melihat situasi saat ini dengan jelas dan peningkatan suhu yang drastis, yang berlangsung dalam beberapa dekade, telah terjadi sejak 1970-an,” ungkap Direktur Layanan Iklim di WMO, Chris Hewitt.

Dia mengatakan pada 2015 hingga 2022 adalah periode delapan tahun terpanas yang pernah tercatat, dalam 170 tahun terakhir. Fakta tersebut, kata Hewitt, terjadi di tengah kondisi La Nina yang terus berlangsung, yang menyebabkan suhu air di wilayah Samudra Pasifik mendingin dari suhu normalnya.
Di sisi lain, dia mengatakan kondisi El Nino yang menyebabkan suhu permukaan laut lebih hangat dari rata-rata, kini berkembang di Pasifik tropis, dengan suhu global kemungkinan akan mencapai puncaknya pada 2024.
“Sangat mungkin jika salah satu dari lima tahun ke depan akan benar-benar menjadi rekor terpanas dan peluang 66 persen, dan lebih mungkin daripada tidak, dimana untuk sementara kita akan melampaui 1,5 derajat lebih panas dari rata-rata masa pra-industri,” tukasnya.