MILEZONE.ID – Laga seru tersaji di partai final turnamen sepak bola 8 tim antara Volunteer FC Palang Merah Indonesia (PMI) Tangerang Selatan (Tangsel) versus Irekap FC.
Bertanding di lapangan sepak bola Chamar, Setu, Kota Tangerang Selatan, pada Minggu (3/9/2023), tim sepak bola asuhan Kepala Unit Donor Darah (UDD) Dr. Suhara Manullang berhasil menjadi juara pertama.
Dua pemain yakni M. Idham Jauhari dan Alpin Alpani sukses menjadi eksekutor pada drama adu pinalti. Tim Volunteer FC PMI Tangsel menang 2-0 atas Irekap FC. Tim yang bermaterikan pemain muda itu berhak membawa pulang trofi dan uang tunai.
Pada pertandingan tersebut, kedua tim menunjukkan permainan terbaiknya. Jual beli serangan mewarnai pertandingan berdurasi 2X20 menit tersebut. Dr. Suhara terus memompa semangat anak didiknya dari pinggir lapangan. Dia juga meminta para pemain disiplin mengawal pergerakan pemain lawan.
Sayangnya, sejumlah peluang yang diciptakan kedua tim tidak bisa dikonversi menjadi gol. Setelah bermain imbang tanpa gol selama waktu normal, pertandingan kedua tim harus diakhiri dengan drama adu pinalti.
Dr. Suhara mengakui mendapatkan kesulitan merotasi pemain pada turnamen ini. Sebab, sejumlah pemain Volunteer FC PMI Tangsel mengalami cedera jelang turnamen berlangsung.
“Hari ini kami ikut turnamen 8 tim. Jadi sebenarnya materi pemain Volunteer FC PMI Tangsel terbatas. Itu yang menyebabkan kami kesulitan melakukan rotasi jika ada pemain yang cedera. Tapi, akhirnya kami bisa menyelesaikan pertandingan ini dengan baik, meski harus berakhir dengan adu pinalti. Bersyukur Volunteer FC PMI Tangsel meraih juara pada turnamen ini,” ujar Dr. Suhara usai penyerahan trofi juara.
Dia mengungkapkan, karakter pemain, aliran bola dari setiap lini, kerja sama tim, serta sanggup memaksimalkan peluang yang ada menjadi kunci dalam meraih kemenangan dalam setiap pertandingan yang dilalui pada turnamen ini.
“Dengan rutin latihan dan sparing akan membentuk karakter pemain. Begitu juga dengan kolektivitas, maupun aliran bola dari pemain di setiap lini. Jadi, tinggal bagaimana menghadapi lawan dalam pertandingan. Kami melihat ada beberapa lawan yang memang memberikan perlawanan sengit. Ini bisa dilihat pada semifinal dan final yang harus diselesaikan dengan adu pinalti. Itu yang bikin deg-degan,” imbuh Dr. Suhara.
Diakuinya, tidak ada instruksi maupun strategi khusus yang diberikan kepada anak didiknya yang tampil trengginas pada turnamen ini.
“Instruksi atau strategi khusus tidak ada. Paling penting adalah karena saya dipercayakan sebagai pelatih, maka saya harus tahu lebih dulu materi pemain Volunter FC ini. Lalu, karakter pemain dari masing-masing posisi. Kalau itu sudah didapat, maka saya hanya tinggal meramu tim ini saja. Selebihnya, tinggal dilihat lawan yang akan dihadapi,” terang Dr. Suhara.
“Sebenarnya kelemahan pada turnamen ini, setiap tim hanya bermain selama 20 menit dengan satu kali pertandingan. Laga berikutnya, bisa saja pemain di tim tersebut berubah. Kalau dibandingkan dengan yang resmi itu pertandingan berlangsung 2X45 menit dengan pemain yang sama. Artinya, saya punya banyak waktu untuk bisa melihat kelebihan maupun kelemahan lawan, begitu juga dengan di tim kami. Nah, saya kesulitan membaca itu, karena pertandingan ini hanya berlangsung selama 20 menit. Jadi 10 menit awal itu hanya mengamati pertandingan, dan sisa waktu berikutnya bagaimana menerapkan strategi agar bisa meraih kemenangan,” cetusnya.
Dr. Suhara mengaku, dirinya sangat puas dengan hasil yang diraih Idham Jauhari Cs dalam turnamen yang menguras stamina dan fisik pemain karena diselenggarakan selama satu hari penuh.
“Secara keseluruhan saya puas dengan hasil ini. Pemain sudah tampil maksimal meski harus berakhir dengan adu pinalti. Pemain juga mampu menciptakan beberapa peluang, tetapi memang belum berhasil mencetak gol. Ya, itulah sepak bola selalu ada drama di dalamnya,” ungkapnya.
Bicara penampilan lawan, Dr. Suhara mengakui, ada beberapa pemain yang memiliki skill mumpuni. Namun, harus diakui dewi fortuna menjadi milik Volunteer FC PMI Tangsel.
“Tim lawan saya melihat ada berapa pemain yang cukup bagus. Tapi demi fortuna milik Volunteer FC PMI Tangsel. Dalam setiap pertandingan itu juga harus ada target yang dicapai, agar pemain serius dan semangat dalam bermain, termasuk turnamen yang kami ikuti saat ini,” sebutnya.
Sementara itu, Kapten Tim Volunteer FC PMI Tangsel, Oman Saripudin mengaku bersyukur timnya bisa meraih kemenangan pada turnamen ini. Kemenangan yang diraih pada turnamen ini, kata dia, menambah koleksi piala bagi timnya.
“Meski kondisi pemain kurang fit, tapi Alhamdulilah kami bisa juara. Kemenangan ini menambah koleksi piala yang sudah diraih Volunteer FC PMI Tangsel sebelumnya,” terang pria yang akrab disapa RT itu.
Kedepan, dia berharap tim Volunteer FC PMI Tangsel bisa lebih berprestasi. “Semoga kedepannya tim kami bisa lebih sukses dan selalu meraih kemenangan pada setiap pertandingan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Suhara selaku pembina Volunteer FC yang memberikan support luar biasa pada tim ini,” ucapnya.
Sedangkan Ketua Tim Volunteer FC PMI Tangsel, Sutikno Yusuf, memuji penampilan para pemainnya karena mampu memberikan kemampuan terbaik pada turnamen ini sehingga berhasil menjadi kampiun.
“Sangat luar biasa penampilan Volunteer FC PMI Tangsel pada turnamen ini. Meski sempat membuat khawatir pada laga semifinal dan final karena harus diselesaikan dengan adu pinalti, tapi akhirnya kami bisa mengalahkan lawan dan menang,” urainya.
Dia mengatakan momentum kemenangan ini harus tetap dipertahankan para pemain dalam menghadapi setiap pertandingan. Untuk itu, kata dia, berlatih secara kontinyu menjadi menu wajib yang harus dilakukan para pemain.
“Seluruh pemain harus berlatih secara kontinyu agar senantiasa meraih hasil memuaskan dalam setiap pertandingan. Harapannya pemain juga semakin bersemangat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi Volunteer FC PMI Tangsel. Ini perjuangan yang luar biasa dari tim Volunteer FC,” tukas Zebenk, sapaan akrabnya.