MILEZONE.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan inovasi teknologi baru dengan menyebarkan nyamuk Wolbachia sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran DBD di Indonesia. Meskipun demikian, nyamuk ini tetap dianggap jenis nyamuk yang menimbulkan kekhawatiran terhadap efek gigitannya. Menurut berbagai sumber, nyamuk Wolbachia adalah jenis Aedes aegypti yang diinfeksi bakteri Wolbachia untuk mengendalikan penularan virus Dengue. Rencana pelepasan telur nyamuk Wolbachia ke sejumlah daerah masih tertunda lantaran adanya pro dan kontra di masyarakat.
Peneliti Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) dan anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Dr Riris Andono Ahmad, BMedSc, MPH, PhD menyebutkan bahwa bakteri Wolbachia tidak dapat menular ke manusia atau berpindah ke tempat lain. Penularannya hanya bisa terjadi melalui perkawinan. Selain itu, Wolbachia juga tidak akan mencemari lingkungan biotik maupun abiotik.
Riris juga menyampaikan bahwa penelitian terhadap teknologi Wolbachia sudah dilakukan di Yogyakarta sejak tahun 2011 lalu. Hasil studi oleh AWED menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia bisa menurunkan kasus dengue hingga 77,1% dan rawat inap yang disebabkan dengue sebesar 86%.
Peneliti Bakteri Wolbachia dan Demam Berdarah dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof DR Adi Utarini, M Sc, MPH, PhD menegaskan bahwa efek samping yang diberikan oleh nyamuk ini bukanlah efek dari bakteri Wolbachia, melainkan dari gigitan nyamuknya. Namun, nyamuk Wolbachia ini tidak lagi menularkan virus dengue