MILEZONE.ID – Xiaomi terus memperluas jajaran produknya dengan perangkat baru, namun rencana masa depan perusahaan tidak hanya berfokus pada perangkat keras.
Faktanya, mereka merencanakan masa depan keuangan mereka seputar perangkat lunak. Baru-baru ini ada kabar jika Xiaomi mengharapkan hanya mendapat untung 1 persen dari penjualan kendaraan listriknya.
Perusahaan bermaksud menghasilkan uang nyata dari layanan perangkat lunak yang disertakan dengan kendaraan tersebut.
Namun, tampaknya rencana raksasa teknologi asal China ini lebih jauh lagi. Melansir Gizmochina, Kamis (24/8/2023), Xiaomi sedang mengembangkan sistem operasinya sendiri yang kompatibel dengan AOSP (Android Open Source Project).
Hal ini menunjukkan sistem operasi baru tersebut dapat digunakan di berbagai perangkat, termasuk smartphone, tablet, dan perangkat wearable.
China merupakan salah satu pasar smartphone terpenting di dunia. Populasi negara yang besar, peningkatan perekonomian, dan minat terhadap teknologi adalah beberapa alasan utama terjadinya hal ini.
Namun, China berbeda dari negara-negara lain di dunia dalam satu aspek penting. Karena peraturan pemerintah, sistem operasi, toko aplikasi, dan aplikasi di toko tersebut berbeda dengan yang ada di negara lain.

Oleh karena itu, merupakan hal yang umum bagi perusahaan untuk menawarkan UI pengguna yang berbeda dalam versi globalnya. Kini, Xiaomi mengambil langkah lebih jauh.
Menurut Digital Chat Station, Xiaomi sedang berupaya menciptakan sistem operasinya sendiri yang akan kompatibel dengan berbagai perangkat, seperti smartphone, tablet, dan teknologi wearable.
Terpenting, sistem operasi baru ini akan sepenuhnya kompatibel dengan Android Open Source Project. Hal ini menunjukkan jika sistem operasi tersebut dapat diperluas melampaui smartphone dan bahkan dapat diadaptasi untuk kendaraan dan produk lainnya.
Namun Xiaomi bukan satu-satunya perusahaan ponsel China yang membuat sistem operasinya sendiri. Huawei telah merilis HarmonyOS beberapa tahun lalu, dan kinerjanya sangat baik di Negeri Tirai Bambu itu.
Banyak yang mengatakan jika Xiaomi akan meluncurkan sistemnya sendiri terlebih dahulu di China dan Huawei akan menjadi pesaing besar pertamanya. Membuat sistem sendiri adalah penting bagi Xiaomi karena itu berarti mereka tidak perlu terlalu bergantung pada Google.
Namun ada masalah besar yang harus mereka hadapi. Google saat ini menyediakan sistem operasi Android untuk smartphone besutan Xiaomi. Meskipun Android adalah sistem operasi open source, hampir tidak ada gunanya tanpa layanan Google, dan perusahaan tidak membuka layanan ini untuk sistem operasi pesaing.
Hal ini bukan masalah besar di China, namun secara global, masyarakat pada umumnya tidak akan memberikan respons yang baik terhadap ponsel Android tanpa layanan Google.

Ada juga rumor menyebutkan sistem operasi khusus Xiaomi dapat menyebabkan MIUI 15 mendatang diganti namanya menjadi ‘miOS’. Namun, belum ada informasi pastinya. Masih belum jelas kapan sistem operasi buatan Xiaomi ini akan dirilis.
Namun, perusahaan mengatakan mereka berkomitmen mengembangkan OS baru dan akan kompatibel dengan berbagai perangkat.