MILEZONE.ID – Tsunami PHK (pemutusan hubungan kerja) sedang menimpa sekitar 1.200 karyawan Ericsson.
Melansir Reuters, Selasa (26/3/2024), tindakan perusahaan telekomunikasi asal Swedia itu sebagai upaya menghemat biaya dalam pengembangan alat jaringan 5G.
Ericsson pada 2023 juga telah memangkas ribuan staf di beberapa anak perusaaan. Pada 2024, bisnis disebut akan penuh tantangan karena penjualan alat 5G yang melambat di Amerika Utara yang diprediksi akan turun dari rekor tertinggi dunia.
Ericsson menyebut, pada Januari lalu akan mempertimbangkan pengurangan biaya lebih lanjut pada tahun ini termasuk PHK, tetapi belum memberikan angka spesifiknya.
Mengutip negosiasi yang sedang berlangsung dengan serikat pekerja, perusahaan menolak memberikan angka nominal yang bisa dihemat dari pengurangan staf.
“Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Ericsson memperkirakan pasar jaringan seluler akan penuh tantangan pada 2024, dengan kontraksi volume lebih lanjut karena pelanggan tetap berhati-hati,” demikian perusahaan dalam pernyataannya.
Perusahaan mengatakan akan melanjutkan inisiatif untuk meningkatkan efisiensi operasional selama 2024.
Analis PP Foresight Paolo Pescatore meyebut, kemungkinan akan ada PHK lebih lanjut di akhir tahun ini dan berpotensi memasuki 2025 karena tantangan dalam sektor ekonomi dan pasar infrastruktur seluler.
“Ini bukan (gelombang PHK) yang pertama. Ini bukan yang terakhir,” kata Pescatore.
Selain PHK karyawan, Ericsson juga menyebut penghematan biaya termauk mengurangi jumlah konsultan dan menyederhanakan proses serta mengurangi fasilitas.
Berdasarkan laporan tahunannya, perusahaan diketahui memiliki hampir 100.000 karyawan pada akhir tahun lalu.