MILEZONE.ID – Platform media sosial professional LinkedIn turut terdampak badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi.
Perusahaan mengonfirmasi bakal memberhentikan sekitar 668 karyawan di tim teknik, produk, bakat, dan keuangan.
“Kami menyesuaikan struktur organisasi dan menyederhanakan pengambilan keputusan, dan kami terus berinvestasi pada prioritas strategis untuk masa depan kami dan memastikan terus memberikan nilai bagi karyawan dan pelanggan,” kata LinkedIn dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Neowin, Selasa (17/10/2023).
Perusahaan juga membagikan angka keuangan terakhir sebagai bagian dari hasil kuartal keempat (Q4) tahun fiskal Microsoft 2023. Pada saat itu, LinkedIn melaporkan pendapatan kuartal tersebut 5 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara total pendapatan tahunannya mencapai US$15 miliar untuk pertama kalinya. PHK kali ini bukan yang pertama kali terjadi di LinkedIn.
Sebelumnya pada Mei, perusahaan mengonfirmasi telah menutup aplikasi pekerjaan InCareer yang berfokus di China dan juga menutup tim produktivitas bisnisnya.
Hal ini mengakibatkan hilangnya 716 pekerjaan di perusahaan tersebut. Perusahaan induk LinkedIn, Microsoft, bahkan lebih dulu melakukan PHK besar-besaran dengan 10.000 karyawawn terdampak.
Situasi ini mewakili kurang dari 5 persen dari total tenaga kerjanya pada saat itu. Namun, tidak diketahui apakah PHK yang terjadi di LinkedIn saat ini merupakan bagian dari jumlah PHK yang terjadi pada Januari atau merupakan PHK tambahan yang melebihi jumlah PHK yang dilakukan Microsoft pada saat itu.
LinkedIn menegaskan pihaknya berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada seluruh karyawan yang terkena dampak selama masa transisi. Perusahaan akan memastikan mereka diperlakukan “dengan penuh perhatian dan rasa hormat”.