Hardnews

Israel-Iran Memanas, Pemerintah Diminta Aktif Diplomasi Deeskalasi Konflik Timur Tengah

Israel-Iran Memanas, Pemerintah Diminta Aktif Diplomasi Deeskalasi Konflik Timur Tengah

MILEZONE.ID – Pemerintah diminta terlibat aktif diplomasi dalam melakukan deeskalasi konflik di Timur Tengah (Timteng) karena mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.

Hal itu disampaikan legislator Meutya Hafid, yang juga Ketua Komisi I DPR RI.

“Saya meminta Pemerintah RI terlibat aktif diplomasi dalam deeskalasi konflik di Timur Tengah karena menjurus pada terjadinya Perang Dunia III yang akan merugikan seluruh umat manusia,” kata Meutya dalam keterangannya, dikutip Sabtu (20/4/2024).

Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan jika sistem pertahanan udara Iran diaktifkan di beberapa provinsi di negara itu.

Televisi resmi pemerintah Iran juga mengkonfirmasi adanya “ledakan besar” di Provinsi Isfahan tengah tetapi mencatat tidak ada fasilitas nuklir yang terkena dampak atau menjadi sasaran.

Pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat, Iran menembakkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan rudal ke arah Israel.

Hal itu dilakukan sebagai balasan atas serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada 1 April 2024.

Terkait hal tersebut, Meutya meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk memitigasi keselamatan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Palestina, Iran, dan wilayah Timur Tengah lainnya yang berkonflik.

“Saya meminta Kemlu juga untuk memitigasi keselamatan WNI di semua wilayah yang tengah berkonflik dan sekitarnya, di Palestina, Iran, dan lain-lain,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar itu.

Meutya juga meminta Pemerintah turun tangan untuk mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi agar semua pihak menghentikan serangan, termasuk serangan yang dilancarkan Israel ke Gaza.

Selain itu, dia mengingatkan Dewan Keamanan (DK) PBB sangat bertanggung jawab dalam melibatkan semua pihak untuk mencegah eskalasi konflik Timur Tengah lebih lanjut.

“Sejauh ini DK PBB telah gagal mengemban mandat menghentikan perang Israel-Hamas di Gaza serta perang Rusia-Ukraina. DK PBB perlu bekerja lebih keras meredam gejolak baru yang akan timbul,” tukas Meutya.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *