MILEZONE.ID – NASA memperkirakan misi ilmu buminya bakal menghasilkan sekitar seperempat juta terabyte data pada 2024 saja.
Agar para ilmuwan iklim dan komunitas riset secara efisien menggali rim data satelit mentah ini, IBM, HuggingFace, dan NASA telah berkolaborasi membangun model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pondasi geospasial open-source yang berfungsi sebagai dasar untuk kelas baru ilmu iklim dan Bumi.
Melansir Engadget, Kamis (3/8/2023), AI ini dapat melacak deforestasi, memprediksi hasil panen, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Untuk proyek tersebut, IBM memanfaatkan Watsonx.ai yang baru dirilis sebagai model dasar menggunakan data satelit Harmonized Landsat Sentinel-2 (HLS) milik NASA selama satu tahun.
Data tersebut dikumpulkan oleh sepasang satelit Sentinel-2 ESA, yang dibangun untuk memperoleh citra optik beresolusi tinggi di wilayah darat dan pesisir dalam 13 band spektral.
Untuk bagian ini, HuggingFace menghosting model pada platform AI open-source. Menurut IBM, dengan menyempurnakan model pada data berlabel untuk pemetaan bekas banjir dan luka bakar, tim tersebut mampu meningkatkan kinerja model 15 persen dibandingkan dengan keadaan saat ini menggunakan setengah data.
“Peran penting dari teknologi open-source untuk mempercepat area penemuan kritis seperti perubahan iklim tidak pernah sejelas ini,” kata Sriram Raghavan, VP IBM Research AI, dalam siaran persnya.
“Dengan menggabungkan upaya model dasar IBM yang bertujuan untuk menciptakan sistem AI yang fleksibel dan dapat digunakan kembali dengan gudang data satelit Bumi milik NASA, dan membuatnya tersedia di platform AI open-source terkemuka, Hugging Face, kita dapat memanfaatkan kekuatan kolaborasi untuk mengimplementasikan solusi yang lebih cepat dan lebih berdampak yang akan meningkatkan planet kita,” tukas Raghavan.
